Buka Lapangan Kerja, Perajin Meja Lipat di Bojonegoro Butuh Bantuan Peralatan



BOJONEGORO
- Dampak pandemi COVID-19 dirasakan semua orang. Bahkan tak sedikit yang kehilangan mata pencaharian, termasuk warga Dusun Kalisari, Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.

Adalah Sukandar warga Perumahan Banjarsari tersebut menjadi orang yang memberikan lapangan pekerjaan pada warga setempat untuk membuat meja lipat dengan alat seadanya. 

Sukandar juga membantu sebagian alat dan kayunya serta memasarkan produknya. Sukandar biasanya memang memasarkan produknya ke TK dan PAUD. Saai ini Sukandar mengajak 7 orang warga desa setempat untuk bersama-sama dirinya membuat meja lipat. 

Namun, Sukandar saat ini mengalami kendala terhadap usaha produksi meja lipat yang dikerjakan bersama warga setempat, karena para perajin meja lipat yang turut bekerja, sebagian masih menggunakan alat seadanya. 

Pihaknya berharap adanya perhatian dari pemerintah atau instansi terkait untuk pengembangan usahanya tersebut, terutama bantuan modal untuk pembelian alat-alat pertukangan.

Kepada awak media ini Rabu (17/02/2021) Sukandar mengaku ide membuat meja lipat ini tercetus lantaran beberapa guru kenalalnnya menanyakan tentang meja lipat untuk anak-anak. Sebab meja lipat tidak memakan tempat dan mudah dibawa.Selanjutnya Sukandar mengajak warga setempat untuk diberikan diberikan pelatihan membuat meja lipat. 

"Setelah mendapat ide itu, saya mengundang tukang spesialis meja lipat untuk melatih mereka selama satu minggu," kata 

Sukandar. Setelah pelatihan itu, Sukandar meminta mereka untuk buat meja lipat dengan alat seadanya. Sukandar juga membantu sebagian alat dan kayunya. Kemudian Sukandar yang memasarkan produk dari mereka ke sekolah-sekolah. 

"Alhamdulillah produk kami laku keras. Bahkan sampai kirim ke luar kota seperti Jogja, Surabaya, Malang, hingga ke Pulau Kalimantan," kata 

Sukandar. Seukandar mengungkapkan bahwa dalam sebulan, pihaknya bisa memproduksi 600 meja lipat. Bahan baku yang digunakan untuk membuat meja lipat merupakan limbah kayu jati yang biasa di jual buat kayu bakar, sehingga harganya relatif murah.

"Untuk meja lipat yang paling kecil, kami jual dengan harga 40 ribu rupiah. Untuk ukuran yang besar kami jual dengan harga 75 ribu rupiah per buah." kata Sukandar. 

Meskipun begitu, Sukandar juga mengalami kendala terhadap usahanya. Para perajin meja lipat yang turut bekerja tersebut sebagian masih menggunakan alat seadanya, sehingga dirasa kurang maksimal dalam memproduksi meja lipat. Terlebih lagi saat musim hujan seperti sekarang, finishing plitur kayu susah kering. Pihaknya berharap adanya perhatian dari pemerintah atau instansi terkait untuk pengembangan usahanya tersebut. 

"Kami berharap pada pemerintah untuk memberikan perhatian dan dukungan untuk kami dan teman-teman di industri rumahan ini. Terutaman bantuan modal untuk pembelian peralatan," ucap Sukandar. 

Bagi pembaca yang membutuhkan meja lipat bisa menghubungi 
Sukandar di nomor +62 822-5799-6010. 

sumber : https://beritabojonegoro.com/read/21488-ciptakan-lapangan-kerja-perajin-meja-lipat-di-bojonegoro-ini-butuh-bantuan-peralatan.html